🍆 Bagaimana Mengembangkan Makna Dalam Hikayat

Namunhikayat dari kontemplasi bukanlah untuk merutuk masa lalu. Ia hadir agar kita bisa belajar dari kesalahan, dan menjadi insan yang lebih hebat lagi di masa yang akan datang. Hikayat dari kontemplasi adalah bukan untuk mengurung diri dengan dikelilingi penyesalan, melainkan sebagai titik balik untuk melakukan aksi untuk memperbaiki diri. 1 mengidentifikasi nilai-nilai dan isi hikayat, 2. mengembangkan makna (isi dan nilai) hikayat, 3. membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat (hikayat) dan cerpen, 4. mengembangkan hikayat ke dalam bentuk cerpen. Adapun manfaat kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran adalah peserta A Mengidentifikasi Nilai-nilai dan Isi Hikayat B. Mengembangkan Makna (Isi dan Nilai) Hikayat C. Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen D. Mengembangkan Cerita Rakyat ke dalam Bentuk Cerpen i ii xiii 1 7 9 22 32 43 51 53 63 67 75 79 81 85 93 98 105 107 125 127 139 Bahasa Indonesia v nilainilai dalam hikayat disebut juga nilai ekstrinsik. nilai-nilai tersebut sebagai berikut: 1. nilai religi (agama) nilai agama adalah nilai yang berkaitan dengan ajaran agama. nilai religi ditandai dengan penyebutan nama Tuhan, makhluk ghaib, dosa, pahala, surga dan neraka. lutfibudianto1945menerbitkan Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen pada 2021-12-03. Bacalah versi online Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen tersebut. Download semua halaman 1-6. Bagaimanacara mengembangkan makna,isi,dan nilai dalam hikayat - 13133040 Ardynlafau Ardynlafau 09.11.2017 Sekolah Menengah Atas terjawab Bagaimana cara mengembangkan makna,isi,dan nilai dalam hikayat 2 Lihat jawaban Iklan Iklan viaasvia008 viaasvia008 Sebelum kita bisa mengetahui makna ,isi,nilai dalan hikayat kita harus memahami teks nya MacamMacam Nilai. Meskipun hikayat merupakan karya sastra klasik warisan dari masyarakat zaman dahulu, nilai-nilai tersebut ada yang masih relevan dengan kehidupan masa sekarang. Nilai-nilai yang relevan itu dapat kalian tiru, ikuti dan terapkan. Akan tetapi, pada modul ini hanya akan dibahas nilai moral, sosial, budaya, edukasi, dan religius. ContohSoal Teks Hikayat dan Kunci Jawabannya. Ada sekitar 40 butir soal (PG/Pilihan Ganda/Pilgan) bahasa Indonesia tentang teks hikayat dan jawabannya yang bisa adik-adik jadikan referensi dalam menghadapi ujian dari guru. Berikut ini adalah 40 contoh soal pilgan teks hikayat. PETUNJUK UMUM. Tulis namamu di sudut kanan atas. Dalamhikayat, semua unsur alur tersebut harus ada dan penempatannya harus runtut, mulai dari pengenalan hingga penyelesaian masalah. 6. Gaya. Adalah cara pengarang menyampaikan sebuah hikayat. Agar penyampaiannya menarik, seorang pengarang biasanya menggunakan berbagai macam-macam majas, seperti macam-macam majas perbandingan, macam-macam . Kita mungkin sudah tidak asing lagi mendengar kata dongeng. Cerita prosa rakyat fiktif atau tidak benar-benar terjadi dan sering melukiskan sebuah sindiran hingga pesan moral ini, terdiri dari beberapa jenis, salah satu jenis dongeng ialah hikayat. Hikayat adalah cerita rekaan dalam sastra Melayu lama yang menggambarkan keagungan dan kepahlawanan. Dongeng jenis ini umumnya mengisahkan kehebatan seseorang lengkap dengan keanehan hingga mukjizat dari tokoh utama. Pengertian Hikayat Karya sastra bersifat fiksi ini, dalam bahasa Arab, berasal dari kata 'hikayah' yang berarti kisah, dongeng atau cerita. Sedangkan, secara harafiah hikayat memiliki arti kenang-kenangan atau sebagai riwayat dari buah pemikiran sang pujangga kepada orang lain. Sama dengan dongeng, hikayat dituturkan berdasarkan imajinasi sang penulis dalam dunia rekaan, sehingga kisahnya hanya sebatas khayalan saja dan digunakan hanya sebagai penghibur. Selayaknya cerita fiksi, hikayat juga memiliki unsur-unsur intrinsik berupa tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan amanat yang ingin disampaikan. Ciri-ciri Hikayat Teks hikayat memiliki ciri-ciri sebagai berikut Menggunakan bahasa Melayu. Memiliki tema kerajaan. Bersifat tidak masuk akal atau khayalan. Statis atau bersifat kaku dan tetap. Tidak memiliki pengarang yang jelas. Menggunakan kata-kata arkhais dan jarang digunakan. Bersifat edukasi. Unsur Intrinsik Hikayat Unsur intrinsik hikayat terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya, bahasa, sudut pandang, dan amanat. Tema Tema biasanya tidak dijelaskan dalam sebuah cerita. Pembaca harus membaca terlebih dahulu alur cerita sehingga mengenali rangkaian peristiwa di dalamnya. Tokoh Tokoh merupakan unsur penting untuk mengembangkan cerita. Tokoh dalam cerita menggambarkan karakter tokoh, pengungkapan jalan pikiran, penggambaran fisik, dan gambaran lingkungan tempat tinggal tokoh. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Alur dibagi menjadi alur maju, mundur, dan alur campuran. Sudut Pandang Sudut pandang hikayat adalah segi pandang penulis sebagai pengamat di luar cerita. Pengarang bisa memakai kata ganti orang ketiga untuk menceritakan peristiwa atau tokoh utama. Pengarang bisa mengganti tokoh utama dengan sebutan aku yang memakai kata ganti pertama. Latar Latar biasanya berhubungan dengan suasana, waktu, dan tempat terjadinya cerita. Gaya Bahasa Gaya bahasa berguna untuk menciptakan nada atau suasana persuasif. Gaya bahasa ini memperlihatkan dialog dan interaksi antar tokoh. Penulis perlu memakai bahasa yang cermat untuk menceritakan suasana dan imajinasi pembaca. Amanat Pesan biasanya disampaikan oleh penulis pada pembaca tentang nilai moral dalam sebuah hikayat. Amanat ini berupa perbuatan baik akan mengalahkan perbuatan jahat. Jenis-jenis Teks Hikayat 1. Berdasarkan Isinya Berdasarkan isinya, teks hikayat terbagi menjadi beberapa jenis, yakni cerita rakyat, epos India, cerita dari Jawa, cerita Islam, sejarah dan biografi, serta cerita bertingkat. 2. Berdasarkan Asalnya Berdasarkan asalnya, hikayat dibagi menjadi Melayu asli, Jawa, Hindu India, dan Arab-Persia. Nilai-nilai Hikayat Nilai-nilai hikayat merupakan tuntutan perilaku atau hidup seseorang. Nilai ini biasanya tercermin pada karakter tokoh cerita hikayat. Berikut nilai-nilai dalam hikayat Nilai moral Berhubungan dengan baik buruknya sikap atau perbuatan tokoh dalam hikayat. Nilai sosial Berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Nilai agama Berhubungan dengan masalah keagamaan atau hubungan manusia dengan Tuhan. Nilai pendidikan Berhubungan dengan sikap dan tata laku seseorang . Nilai budaya Berkaitan dengan adat istiadat dan kebudayaan suatu daerah yang mendasari cerita hikayat. Contoh Teks Hikayat Contoh teks hikayat "Hang Tuah" Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak Hang Mahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orangdi Sungai Duyung mendengar kabar teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu,”Ayo kita pergi ke Bintan, negri yang besar itu,apalagi kita ini orang yang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebih mudah mencari pekerjaan ”Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya. Setelah itu, ia memberikan anaknya itu kain, baju, dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merdu memberi makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan selamatan untuk Hang Tuah. Setelah selesai dipeluknyalah anaknya kata Hang Mahmud kepada istrinya,”Adapun anak kita ini kita jaga baik-baik, jangan diberi main jauh-jauh. Keesokan harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu untuk persediaan. Lalu ada pemberontak yang datang ke tengah pasar, banyak orang yang mati dan luka-luka. Orang-orang pemilik toko meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampong. Gemparlah negeri Bintan itu dan terjadi kekacauan di mana-mana. Ada seorang yang sedang melarikan diri berkata kepada Hang Tuah,”Hai, Hang Tuah, hendak matikah kau tidak mau masuk ke kampung?" Maka kata Hang Tuah sambil membelah kayu, ”Negeri ini memiliki prajurit dan pegawai yang akan membunuh, ia pun akan mati olehnya”. Waktu ia sedang berbicara ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju Hang Tuah sambil menghunuskan kerisnya. Maka ibunya berteriak dari atas toko, katanya,”Hai, anakku, cepat lari ke atas toko!" Hang Tuah mendengarkan kata ibunya, ia pun langsung bangkit berdiri dan memegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu. Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-tubi. Maka Hang Tuah pun melompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelalah kepala orang itu dan mati. Maka kata seorang anak yang menyaksikannya, "Dia akan menjadi perwira besar di tanah Melayu ini,". Terdengarlah berita itu oleh keempat kawannya, Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekui. Mereka pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang Tuah. Hang Jebat dan Hang Kesturi bertanya kepadanya,”Apakah benar engkau membunuh pemberontak dengan kapak? Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab,"Pemberontak itu tidak pantas dibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu. Kemudian karena kejadian itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya sang Hang Tuah. Jika ia tidak datang ke istana, pasti ia akan dipanggil oleh Sang Raja. Maka Tumenggung pun berdiskusi dengan pegawai-pegawai lain yang juga iri hati kepada Hang Tuah. Setelah diskusi itu, datanglah mereka ke hadapan Sang Raja. Maka saat sang Baginda sedang duduk di tahtanya bersama para bawahannya, Tumenggung dan segala pegawai-pegawainya datang berlutut, lalu menyembah Sang Raja, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, ada banyak berita tentang pengkhianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai saya. Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalu bertanya, "Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?" Maka seluruh menteri-menteri itu menjawab, "Hormat tuanku, pegawai saya yang hina tidak berani datang, tetapi dia yang berkuasa itulah yang melakukan hal ini". Maka Baginda bertitah, "Hai Tumenggung, katakana saja, kita akan membalasanya". Maka Tumenggung menjawab, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, untuk datang saja hamba takut, karena yang melakukan hal itu, tuan sangat menyukainya. Baiklah kalau tuan percaya pada perkataan saya, karena jika tidak, alangkah buruknya nama baik hamba, seolah-olah menjelek-jelekkan orang itu. Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu, maka Baginda bertitah, “Siapakah orang itu, Sang Hang Tuah kah?” Maka Tumenggung menjawab, “Siapa lagi yang berani melakukannya selain Hang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan hal ini pada hamba, hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Sang Tuah sedang berbicara dengan seorang perempuan di istana tuan ini. Perempuan tersebut bernama Dang Setia. Hamba takut ia melakukan sesuatu pada perempuan itu, maka hamba dengan dikawal datang untuk mengawasi mereka. Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya berwarna merah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu, “Pergilah, singkirkanlah si durhaka itu!” Maka Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di dalam negeri itu, tetapi si Tuah tidak mati, karena si Tuah itu perwira besar, apalagi di menjadi wali Allah. Kabarnya sekarang ini Hang Tuah berada di puncak dulu Sungai Perak, di sana ia duduk menjadi raja segala Batak dan orang hutan. Sekarang pun raja ingin bertemu dengan seseorang, lalu ditanyainya orang itu dan ia berkata, “Tidakkah tuan ingin mempunyai istri?” Lalu jawabnya, “Saya tidak ingin mempunyai istri lagi.” Hai, Aurellia P. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Jawaban untuk soal ini adalah dengan cara membaca keseluruhan isi hikayat secara saksama dan mengaitkan nilai-nilai yang ada pada hikayat dalam kehidupan sehari-hari. Mari cermati pembahasan berikut ini. Hikayat adalah jenis sastra Melayu lama berupa cerita rekaan tentang nilai-nilai kehidupan, biasanya tentang sejarah, keagamaan, kesaktian pahlawan, dan hal-hal aneh lainnya yang terjadi di masa lalu. Ciri-ciri hikayat, yaitu 1. Anonim, artinya tidak diketahui sumber asalnya. 2. Arkais, banyak menggunakan istilah lampau. 3. Mengandung kemustahilan. 4. Bertemakan sejarah. 5. Memiliki tokoh yang sakti. Nilai-nilai dalam hikayat itu sendiri terdiri dari - Nilai moral yang berkaitan dengan akhlak atau perilaku manusia. - Nilai agama yang memuat ajaran keagamaan dalam kehidupan manusia. - Nilai sosial yang menunjukkan perihal hubungan antarmanusia. - Nilai budaya yang berkaitan dengan tradisi atau kebiasaan masyarakat di suatu wilayah tertentu. Semua nilai kehidupan di dalam cerita hikayat maknanya dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara 1 Membaca keseluruhan isi teks secara saksama. 2 Mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. 3 Menjelaskan kesesuaian makna nilai-nilai dalam hikayat yang masih berkaitan dengan kehidupan saat ini. Dengan demikian, makna dalam hikayat dapat dikembangkan dengan cara membaca keseluruhan isi hikayat secara saksama dan mengaitkan nilai-nilai yang ada pada hikayat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga membantu ya Ÿ˜Š Nilai Konsep Nilai Kutipan teks Menyadarkan seseorang untuk insyaf dan berbuat baik. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya. Sosial Membantu orang lain. Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Pendidikan Seorang anak dibiasakan untuk menuntut ilmu agama mengaji. Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Semua nilai di atas masih berlaku dalam kehidupan saat ini. B. Mengembangkan Makna Isi dan Nilai Hikayat Ind 1 Menganalisis nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Ind 2 Menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi. PROSES PEMBELAJARAN B KEGIATAN 1 Menganalisis Nilai-nilai dalam Hikayat yang Masih sesuai dengan Kehidupan Saat ini Bahasa Indonesia 157 Petunjuk untuk Guru Pada awal pembelajaran, perlu kiranya guru menjelaskan konsep tentang nilai. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra, nilai berwujud makna di balik apa yang dituliskan melalui unsur intrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, latar, dan sebagainya. Ada yang berpendapat bahwa nilai adalah nasihat kebaikan yang disampaikan secara tersirat. Nilai berbeda dengan amanat yang disampaikan secara tersurat. Beberapa jenis nilai dalam karya sastra antara lain nilai religi, moral, sosial, budaya, estetika, dan edukasi. a. Nilai religi adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk gaib, dosa-pahala, serta surga-neraka. b. Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. c. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. d. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya. e. Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni. f. Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan. Nilai bersifat abadi dan universal. Namun, ada beberapa nilai sosial dan budaya yang pada akhirnya menjadi tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Pembelajaran dalam bagian ini mengajak siswa untuk menganalisis nilai-nilai mana yang masih relevan dalam kehidupan masa sekarang. Berikut disajikan contoh hasil analisis tersebut. Perhatikan contoh berikut ini. Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari, sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat menangkap Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.” Terdapat nilai budaya yaitu mencari menantu melalui sayembara. Nilai budaya ini sudah tidak sesuai dengan kehidupan saat ini. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 158 Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Terdapat nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Nilai didaktis ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Tugas Siswa ditugasi untuk menganalisis nilai yang terkandung dalam Hikayat Bayan Budiman, apakah nilai-nilai tersebut masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Contoh Jawaban Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Hingga saat ini masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi dengan memberikan pendidikan ilmu umum dan ilmu agama bagi anak-anaknya. Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah Swt. Nilai agama untuk saling mengajak dalam berbuat kebaikan dan mencegah keburukan masih dilakukan. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Di masyarakat saat ini nilai moral suami atau istri berpamitan kepada pasangannya saat hendak pergi atau bekerja masih tetap dilakukan. Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Tindakan tidak setia’ pada pasangan hingga saat ini tetap dipegang oleh masyarakat sebagai tindakan yang bertentangan dengan nilai moral, budaya, bahkan agama. Bahasa Indonesia 159 Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya. Keharusan untuk bertaubat, menghentikan perbuatan maksiat dan dosa sebagai nilai agama masih berlaku hingga saat ini. Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Tindakan menasihati dan mencegah orang lain berbuat dosa memang masih dipegang teguh oleh masyarakat. Namun, dalam kehidupan masyarakat perkotaan kepedulian ini semakin menghilang. PROSES PEMBELAJARAN B KEGIATAN 2 Menjelaskan Kesesuaian Nilai-nilai dalam Hikayat dengan Kehidupan Saat ini dalam Teks Eksposisi Dalam pembelajaran ini, siswa diminta menyampaikan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam bentuk teks eksposisi. Oleh karena itu isi teks eksposisi yang dibuat harus memenuhi kriteria berikut ini. 1. Tesis atau pernyataan tentang kesesuaian sebuah nilai dengan kehidupan saat ini. Misalnya, nilai sosial untuk saling menolong orang lain. 2. Argumentasi yang digunakan harus merujuk pada kehidupan saat ini yang masih menerapkan nilai-nilai tersebut. 3. Menggunakan struktur teks eksposisi tesis argumen pernyataan ulang dan kaidah kebahasaan teks eksposisi. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 160 Contoh Hingga saat ini, menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu agama masih relevan. Masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi ini. Hal ini dapat kita lihat dari makin besarnya ketertarikan orangtua mengirim anak-anaknya ke sekolah yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agama seperti Islamic boarding school, ramainya sekolah Minggu, dan sebagainya. Buku- buku berisi pendidikan agama juga makin laris dibeli. Bahkan, pemerintah melalui Kurikulum 2013 menetapkan keharusan mengintegrasikan nilai-nilai agama pada semua mata pelajaran melalui kompetensi inti keagamaan, yang biasa disebut KI 1. C. Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen

bagaimana mengembangkan makna dalam hikayat