šŸŖ… Kasus Komunikasi Bisnis Dalam Perusahaan

Dengankomunikasi yang baik dan strategi yang bagus, maka hubungan yang tercipta dapat digunakan untuk menyelesaikan segala permasalahan bisnis yang ada. Komunikasi juga memiliki tujuan dalam memberikan informasi, memberikan persusasi, dan lainnya. Mungkin Anda sering menemukan pebisnis dalam melakukan strategi dengan mengunakan komunikasi verbal. ContohNegosiasi yang Sukses dalam Kasus Bisnis. Menurut Hartman, pengertian negosiasi dapat berbeda-beda tergantung dari sudut pandang siapa yang terlibat dalam suatu negosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak yang berkepentingan dalam bernegosiasi yaitu pembeli dan penjual. Lebih jelasnya bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi antara . Public relations berasal dari dua kata yakni public dan relation. Public secara etimologi berarti publik atau orang banyak. Sedangkan relations dalam bBahasa Indonesia berarti sebuah hubungan. Lantas apa public relations itu?Public relations merupakan suatu proses yang telah direncanakan dan berlangsung secara terus-menerus berkesinambungan yang bertujuan untuk membangun, menjaga dan mempertahankan citra positif publik terhadap sebuah 2002 7 mengatakan bahwa public relations merupakan suatu interaksi untuk menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan bagi kedua belah pihak yakni perusahaan dan masyarakat. Beliau pula menambahkan public relations adalah jabatan yang profesional dalam bidangnya sehingga jabatan ini menjadi faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan dengan tepat dan berlangsung secara seorang public relations yakni bertanggung jawab untuk menciptakan citra positif dan juga ikut menciptakan kondisi perusahaan agar kondusif, sehat iklim kerjanya, kuat interaksi sosialnya serta tinggi kinerja sumber daya relations dapat dikatakan sebagai tulang punggung perusahaan. Apabila suatu perusahaan ingin memiliki reputasi yang baik di mata masyarakat, maka perusahaan harus memiliki public relations yang bisa meningkatkan dan menjaga citra perusahaan tersebut. Apalagi jika perusahaan tersebut telah memiliki citra yang buruk di mata masyarakat, maka harus memulihkan kembali citra perusahaan melalui public relations memahaminya lebih lanjut, berikut beberapa contoh yang berkaitan dengan public relations dalam perusahaan dan cara penyelesaiannya1. Kasus Perusahaan Rumah Makan Kawan BaruRumah Makan Kawan Baru merupakan salah satu rumah makan yang terkenal di Kota Manado sejak tahun 1970an. Rumah makan ini dikenal dengan berbagai makanan khas Manado yang pedas dan eksotis. Keberhasilan rumah makan ini tidak hanya semata-mata karena menu makan khasnya, namun juga karena harga makanan yang terjangkau bagi seluruh kalangan mulai dari anak sekolah, mahasiswa hingga tahun 2014 silam, Rumah Makan Kawan Baru ini dikabarkan telah menyebabkan beberapa pelanggannya keracunan akibat mengkonsumsi salah satu makanan di rumah makan tersebut. Kasus ini tentu saja membuat citra perusahaan Rumah Makan Kawan Baru menjadi rusak dan kepercayaan masyarakat Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah menyarankan rumah makan ini ditutup sementara hingga ada penyelesaian terkait keracunan makanan dari kasus tersebut, akhirnya perusahaan Rumah Makan Kawan Baru ini memiliki strategi dalam upaya pemulihan citra perusahaan dan mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat. Adapun strategi yang dilakukan oleh perusahaan ini berupa komunikasi yang digunakan melalui media sosial, media online dan media ini bertujuan untuk mengklarifikasi masalah kasus keracunan serta permintaan maaf perusahaan dibarengi juga dengan pemberian santunan kepada para korban. Hal ini berharap perusahaan dapat mendapatkan tanggapan dan respon yang positif dari pihak Kasus Perusahaan PLNKejadian pemadaman listrik yang terjadi serentak pada 4 Agustus 2019 di Jakarta dan daerah lainnya merupakan sebuah kasus public relations bagi PLN pada masa itu. Tentu saja kasus pemadaman listrik menjadi masalah bagi masyarakat. Saat kasus itu terjadi, PLN dinyatakan telah mengalami krisis komunikasi dengan PLN tidak memberikan informasi shahih apapun terkait penyebab pemadaman listrik tersebut. Hal ini membuat semua pihak media mengejar staf public relations untuk mencari sumber dan isi berita yang tepat terkait kondisi krisis kondisi seperti ini, seharusnya pihak PLN memberitahukan secara faktual bahwa telah terjadi blackout operasional PLN dan sudah menyiapkan tim respon krisis untuk mencari tahu sumber masalahnya dan akan menyampaikanya kepada publik temuan awal hal itu tidak dilakukan, maka akan menjadi citra buruk bagi PLN dari masyarakat. Oleh sebab itu, PLN segera mengambil tindakan penyelesaiannya. Perusahaan harus menetapkan seorang public relations untuk menyampaikan kondisi yang aktual melalui saluran media maupun media perlu mengumpulkan dan merespon kebutuhan informasi secara tepat dan tepat kepada pihak media dalam framing positif. Sehingga media tidak dapat mengolah informasi secara liar atau hoax yang akan menimbulkan citra negatif terhadap Kasus Perusahaan NestleNestle merupakan sebuah perusahaan terkenal yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Perusahaan Nestle telah mendapatkan kasus public relations. Kasus ini terjadi pada tahun 2013 di 12 negara seperti Italia, Prancis, Inggris, Belanda, Swedia, Yunani, Spanyol, Irlandia, Romania dan banyak kasus tersebut dketahui bahwa produk Nestle mengandung DNA daging kuda dalam produk daging sapi. Sehingga seorang public relations harus mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan perusahaan relations segera mengkonfirmasi kepada publik bahwa Nestle akan berhenti sementara produksi daging sapi yang terkontaminasi daging kuda tersebut. Selain itu, mereka juga memutuskan sementara pemasokan daging mereka yang menjadi akar kasus Nestle juga meminta maaf kepada publik karena tidak teliti dalam memproduksi dan tidak memberikan produk dengan standar tinggi kepada itu, untuk membangun kembali relasi dan kepercayaan publik, pihak public relations Perusahaan Nestle menggunakan cara pembuatan iklat yang ditampilkan lewat media dan event untuk masyarakat. Hal-hal yang dilakukan oleh pihak public relations dari Nestle cukup berdampak positif bagi perusahaan. 100% found this document useful 5 votes10K views10 pagesDescriptionoOriginal Titlekasus komunikasi bisnisCopyrightĀ© Ā© All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 5 votes10K views10 pagesKasus Komunikasi BisnisOriginal Titlekasus komunikasi bisnisJump to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. ArticlePDF AvailableAbstractThis study aims to determine the understanding of the mine repellent group communication strategy through the CSR program. Research using qualitative descriptive approach with the constructivist paradigm. Data collection technique used the techniques of interview and literature study. The study design is done with the design of the case study. The results showed has been running various CSR programs that include four areas of activity community development, education, health and infrastructure improvements. Nevertheless, the rejection of a repellent group remain. Some of the factors, the program is limited to a certain group, employment is still very limited, and the tendency of corporations to be closed to some sensitive issues like IUP, illegal miners and environmental damage. Constraints faced by the corporation less communicate openly with repellent group, the CSR program is also still limited to a few groups, the limited competence of communicating CSR employee-related mines, as well as the personal interests of the group repellent utilizing the mine issue. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI BISNIS PERUSAHAANMarselinus Nuba Sabini dan Leila Mona GaniemMagister Ilmu Komunikasi Komunikasi Universitas Mercu Buana, Jl. Menteng Raya Jakarta Pusat, No Telp 021 3193-5454Email study aims to determine the understanding of the mine repellent group communication strategy through the CSR program. Research using qualitative descriptive approach with the constructivist paradigm. Data collection technique used the techniques of interview and literature study. The study design is done with the design of the case study. The results showed has been running various CSR programs that include four areas of activity community development, education, health and infrastructure improvements. Nevertheless, the rejection of a repellent group remain. Some of the factors, the program is limited to a certain group, employment is still very limited, and the tendency of corporations to be closed to some sensitive issues like IUP, illegal miners and environmental damage. Constraints faced by the corporation less communicate openly with repellent group, the CSR program is also still limited to a few groups, the limited competence of communicating CSR employee-related mines, as well as the personal interests of the group repellent utilizing the mine Communication Strategy, CSR, Public, Group repellent, Mine, Resistance, ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman kelompok penolak tambang menggunakan strategi komunikasi melalui program Corporat Social Resposibility CSR Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan studi kepustakaan. Desain penelitian dilakukan dengan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan sudah menjalankan program CSR, melalui program pemberdayaan masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan perbaikan infrastruktur. Kendati demikian, penolakan masih tetap ada. Beberapa faktor penyebabnya adalah program masih terbatas pada kelompok tertentu, penyerapan tenaga kerja masih terbatas, kecenderungan korporasi untuk tertutup terhadap beberapa isu sensitif, seperti perolehan IUP, penambangan liar dan kerusakan lingkungan. Selain itu, kendala yang dihadapi adalah korporasi kurang berkomunikasi secara terbuka dengan kelompok penolak, program CSR masih terbatas pada beberapa kelompok, keterbatasan kompetensi berkomunikasi karyawan CSR terkait tambang, serta adanya kepentingan pribadi dari kelompok penolak dengan memanfaatkan isu tambang. Kata kunci Strategi Komunikasi, CSR, Keterbukaan, Kelompok Penolak, Tambang, di bidang pertambangan sering mengalami penolakan dari komunitas sekitarnya. Masyarakat sangat reaktif terhadap perusahaan tambang yang berinvestasi di daerahnya. Menurut Prayogo 2004 47, ada beberapa faktor utama penolakan warga. Pertama, proses pemberian Izin Usaha Pertambangan IUP tidak transparan. Sejak diberlaku-kannya otonomi daerah, IUP menjadi hak Kepala Daerah. Wewenang yang dimiliki sering dimanfaatkan untuk kepentingan politik seperti bantuan biaya untuk Pilkada. Kedua, tidak adanya komunikasi dengan masyarakat di sekitar area pertambangan. Pemerintah daerah dengan para investor tambang hanya melakukan lobi politik di tingkat elit tanpa melibatkan masyarakat. Ketiga, pihak perusahaan mengabaikan hak-hak masyarakat lokal. Perusahaan tidak menghargai struktur adat dan sistem sosial masyarakat setempat. Hak ulayat 347Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . .warga sering diabaikan dengan alasan sudah mendapatkan IUP. Keempat, perusahaan kurang responsif terhadap kerugian atau penderitaan yang dialami warga, dan terjadinya kesenjangan sosial antara perusahan dengan masyarakat sekitar. Kelima, kerugian lain yang mengikutinya. Dalam laporan Greenpeace 2014 berjudul ā€œBatubara Melukai Perekonomian Indonesia,ā€diungkapkan bahwa industri ekstraktif batubara diharapkan dapat menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia, namun industri ini justru melukai ekonomi nasional, memperburuk kemiskinan, dan mengancam penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitar operasi pertambangan pertambangan pada dasarnya bermanfaat bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain ; 1Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, 2Hasil produksi tambang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga hasil ekspor tambang tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara. Sektor pertambangan juga memberikan efek pengganda yang menjadi pemicu pertumbuhan sektor lainnya serta menyediakan kesempatan kerja bagi sekitar 34 ribu tenaga kerja langsung Tantangan umum yang dihadapi perusahaan tambang saat ini adalah bagaimana mengubah citra tambang yang dipersepsikan sebagai kegiatan yang merusak lingkungan dan merusak tatanan sistem dan soliditas sosial masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk membangun citra positif adalah menerapkan strategi komunikasi yang tepat dan cocok sesuai dengan karakter lingkungan yang di-hadapinya. Strategi komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang meng-hendaki orang-orang mengatur ling-kungannya 57. Stra tegi komunikasi perusahaan merupa kan hal penting dalam mengelola kondisi lingkungan yang tidak pasti, baik untuk mencegah situasi krisis, maupun ketika perusahaan sedang mengalami situasi ABC merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan tembaga di wilayah Jawa Timur bagian utara. Sejak berdiri pada tahun 2012, PT. ABC sudah menjalankan program Corporate Social Responsibilty CSR untuk membangun situasi yang kondusif di lingkungan sekitar. Program Corporate Social Responsibilty CSR PT. ABC dilandasi kesadaran perusahaan untuk berkontribusi positif kepada lingkungan sekitar juga sebagai langkah strategik dalam menghadapi penolakan kelompok penolak awal kehadirannya, PT. ABC mendapat penolakan dari mayoritas masyarakat sekitar. Masyarakat penolak memiliki tuntutan. Tuntutan mereka antara lain; 1 Mempertanyakan aspek legalitas perusahaan IUP, 2 Meminta perusahaan agar berlaku adil dalam perekrutan tenaga kerja dengan mengutamakan masyarakat setempat, 3Meminta kompensasi uang tunai sebesar 2-3 miliar kepada setiap kepala keluarga KK, 4Memberikan lokasi dari IUP untuk masyarakat yang selama ini sudah melakukan penambangan. 5Meminta perusahaan untuk menjaga moralitas dan menghindari tindakkan asusila di lingkungan penolak menggulirkan beberapa isu. Pertama, PT. ABC tidak mampu menerapkan teknik pe-nambangan yang ramah lingkungan. Kedua, isu kesehatan bahwa warga di sekitar tambang akan mengalami 348Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356gangguan kesehatan karena polusi udara dan kebisingan. Ketiga, keber-adaan aktivitas pertambangan akan menyebabkan ketidaknyamanan karena lalu lintas alat berat. Keempat, produksi ikan di lautan sekitar lokasi tambang akan berkurang karena pembuangan limbah ke laut. Kelima, penambangan tersebut dianggap dapat mengancam keselamatan masyarakat yang bermukim di sekitarnya karena terpaan angin barat daya pada bulan-bulan komunikasi sosial Depar-temen CSR PT. ABC dilakukan oleh Divisi Comrel, Govrel, dan Public Relations. Program sosial dari ketiga divisi ini dilaksanakan menurut tingkat kebutuhan masyarakat sekitar sesuai dengan peng-kajian dan pengamatan di lapangan. Departemen Corporate Social Responsibilty CSR PT. ABC memiliki empat sasaran utama komunikasi sosial yang dilakukan, yaitu; 1Menjalin komunikasi yang intens dan berkelanjutan dengan unsur pemerintah desa dan Kecamatan, 2Komunikasi yang intens dan berkelanjutan dengan para kiai dan tokoh agama, 3Komunikasi dengan masyarakat sekitar area pertambangan terutama di Ring I, 4 Komunikasi dengan kelompok penolak tambang. Banyak program yang dilakukan CSR PT. ABC untuk membangun citra positif namun penolakan terhadap aktivitas pertambangan tetap ada. Kelompok pe-nolak masih memiliki kecurigaan yang tinggi terhadap perusahaan. Kelompok penolak menilai ada hubungan ekonomi politik antara pengusaha PT. ABC dengan penguasa yang mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal. Program CSR PT. ABC tetap dinilai sebagai kegiatan yang lip service untuk membungkam penolakkan warga. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pemahaman kelompok penolak tambang terhadap strategi komunikasi Departemen Corporate Social Responsibilty CSR PT. PenelitianPenelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Tipe penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu Husaini dan Purnomo, 20064. Penelitian deskriptif bersifat pemberian, artinya mencatat secara teliti segala gejala fenomena yang dilihat dan didengar serta dibacanya melalui wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi, tidak sresmi, dan lain-lain. Peneliti membandingkan, mengombinasikan, mengabstraksikan dan menarik kesimpulan Burhan Bungin. 2007 93. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara yang dilakukan secara langsung dan mendalam dengan narasumber penanggungjawab program CSR, Humas PT. ABC, dan masyarakat penolak tambang. Data primer berupa pemahaman masyarakat penolak tambang dan perusahaan PT. ABC mengenai program CSR yang dilakukan, apakah tepat sasaran atau belum. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber untuk memeriksa keabsahan data, yaitu sumber lain dari penolak tambang dan pemerintah .Hasil Penelitian dan PembahasanSejak PT. ABC mulai memasuki tahap eksplorasi di Tiwu Tanah Jawa Timur pada 2009, sudah muncul beragam reaksi dari komunitas lokal. Ada kelompok masyarakat yang koperatif, kelompok ini mendukung keberadaan PT. ABC namun dengan beberapa persyaratan, ada yang bersikap netral dan ada juga kelompok yang menolak. Sejauh ini, sikap penolakan masya-rakat sangat dinamis, ada beberapa tokoh 349Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . .yang sebelumnya menolak, akhirnya mendukung tambang karena aspirasinya diakomodasi oleh PT. ABC. Banyak masyarakat yang konsisten untuk tetap menolak karena masih menilai bahwa PT. ABC belum memberi banyak manfaat untuk warga sekitar penolak tambang PT. ABC adalah warga yang bekerja sebagai petani, penambang rakyat, orang yang berkepentingan dengan isu tambang, dan aktivis lingkungan. Para penolak mengharapkan resistensi terhadap aktivitas pertambangan menjadi gerakan bersama dari semua kelompok yang merasa dirugikan. Bentuk penolakan antara lain; 1 Demonstrasi di lokasi tambang, 2 Menyebarkan opini negatif kepada komunitas sekitar,3 Pemasangan spanduk dan menyebarkan selebaran penolakan di jalan dan tempat umum, 4 Menuntut ke bupati dan lobi di DPRD kabupaten untuk mencabut IUP PT. ABC. Tuntutan dibuat oleh kelompok penolak dan mengarah pada beberapa isu, yaitu ; 1 Mempertanyakan aspek legalitas perusahan IUP. Menurut mereka, IUP yang diberikan oleh bupati tidak melalui prosedur yang jelas dan transparan. Bupati memberikan IUP dari perusahaan ITC ke PT. ABC tanpa melalui sosialisasi kepada masyarakat di sekitar Tiwu Tanah, 2 Perekrutan karyawan dari warg a lokal terutama di Ring I tidak sesuai harapan komunitas. Menurut penolak tambang, perekrutan tenaga kerja belum mampu menyerap tenaga kerja, masih banyak anak muda di Ring I yang menganggur. Perekrutan warga lokal juga masih terbatas pada tenaga non-skill, 3 Meminta ganti rugi uang tunai sebesar 2-3 miliar per-Kepala Keluarga. 4 Memberikan area penambangan untuk penambang tradisional yang selama ini sudah melakukan penambangan, termasuk di area IUP PT. ABC, 5 Menuntut perusahaan agar peduli dan respect dengan warga sekitar, menghindari tindakan asusila dan mencegah kesenjangan sosial antar karyawan dengan warga penelitian ini ditemukan bahwa terdapat ketidakseimbangan relasi yang terjadi antara PT. ABC dengan kelompok penolak tambang. Dalam hubungan sosial, ada pola komunikasi yang dominan dari pihak perusahaan yang menentukan pola hubungan sosial, ekonomi dengan komunitas sekitar. Ketidakseimbangan hubungan tersebut berpengaruh pada cara pandang terhadap satu sama lain. Kontras dengan itu, masyarakat setempat dan penambang tradisional tidak memiliki modal yang cukup untuk mengelola kekayaan alam di lingkungannya. Mereka hanya mengandalkan peralatan tradisional dengan fasilitas seadanya, dengan teknik penambangan yang sederhana, juga tidak memiliki rencana penambangan jangka panjang. Komunitas sekitar dan penambang liar yang kurang berpendidikan, dan tidak memiliki keahlian dalam bidang pertambangan. Mereka juga tidak dapat direkrut menjadi karyawan yang ber-skill karena kurang terlatih. Sehingga mereka hanya berharap untuk direkrut menjadi karyawan non-skill dan mendapatkan keuntungan ekonomis dari penambangan. Sementara keberadaan penambang liar di sekitar daerah penambangan PT. ABC tidak mendapat izin resmi dari pemerintah daerah. Petak yang selama ini menjadi lahan penambangan warga merupakan bagian dari wilayah IUP PT. ABC. Dengan ketiadaan perlindungan politik dan hukum, aktivitas penambangan liar tersebut kapan saja dapat dihentikan oleh Komunikasi PT. ABCStrategi komunikasi PT. ABC adalah bentuk respon dari perusahaan terhadap tuntutan warga. Tujuan penolakan dari warga adalah untuk mendapatkan respon dari perusahaan. Oleh karena itu, strategi komunikasi harus memahami kebutuhan 350Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356warga dan kondisi sosial ekonomi yang berkembang di komunitas dengan cara ; 1 Merekrut karyawan non skill dari masyarakat setempat. Dalam perekrutan tenaga kerja terutama yang non skill, PT. ABC memprioritaskan masyarakat lokal di Kecamatan Seredindung yang tersebar di lima desa. Pada saat ini jumlah karyawan yang berkerja di PT. ABC 797 orang. Dari jumlah tersebut yang berasal dari warga lokal berjumlah 762 orang, dan ada 573 orang yang berasal dari wilayah Ring I, Kecamatan Seredindung, 2Memberi perhatian khusus kepada tokoh penolak. Departemen Corporate Social Responsibilty CSR PT. ABC memberi perhatian kepada para tokoh penolak dengan berbagai bentuk bantuan dan kerja sama yang saling menguntungkan. Setiap program sosial Corporate Social Responsibilty CSR selalu dikomunikasikan dengan mereka, masukan para tokoh menjadi materi pertimbangan dalam perumusan kebijakkan dan distribusi program, 3PT. ABC bekerja sama dengan kelompok penolak dengan menjadikan mereka local supplier. PT. ABC berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan menjadikan mereka sebagai suplier beberapa jenis materil bangunan dan makanan. PT. ABC juga menyewa jasa kendaraan para pengusaha lokal. Selain itu, perumahan warga dijadikan kantor dan camp sejak tahap eksplorasi hingga tahap konstruksi. Dari 102 mitra kerja,84 diantaranya berasal dari Kecamatan Seredindung. Pembelian kepada mitra kerja lokal selama bulan Januari-Juni 2015 terus meningkat dengan nilai keseluruhan mencapai Rp 4,378 Milyar. Manajemen PT. ABC merespon tuntutan dengan mengalokasi waktu staf Corporate Social Responsibilty CSR untuk lebih banyak berada di lapangan agar dapat membaur dengan masyarakat. Tujuannya, untuk menemui dan menjalin silaturahmi dengan kelompok penolak atau masyarakat yang belum bersikap terbuka terhadap perusahaan karena tidak mendapat informasi yang memadai terkait PT. ABC. Dalam setiap perjumpaan dengan warga, staf Corporate Social Responsibilty CSR memberikan penjelasan terkait tambang, kegiatan sosial yang sudah dilakukan PT. ABC, dan sisi manfaat Corporate Social Responsibilty CSR PT. ABC merekrut karyawan perempuan yang memiliki kompentensi komunikasi yang bagus dan pemahaman terhadap dunia pertambangan. Ini merupakan bentuk strategi perusahan untuk menarik simpati warga yang cenderung bersikap keras terhadap perusahaan. Para karyawati itu melakukan pendekatan komunikasi interpersonal yang asertif dan persuasif dengan tokoh penolak dan warga. Mereka mensosialisasikan program CSR perusahaan, manfaat tambang dan menjawab berbagai pertanyaan masyarakat terkait kegiatan pember-dayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat lokal dalam memanfaatkan potensi kekayaan alam di lingkungannya. Pem-ber dayaan masyarakat lokal menjadi sangat penting karena mereka tidak memiliki modal yang cukup, keterampilan yang terbatas dan tidak memiliki kekuatan politik-hukum berhadapan dengan perusahaan. PT. ABC telah melakukan program pemberdayaan, yaitu; 1 Membantu pengembangan usaha pertanian, perikanan dan peternakan, 2 PT. ABC memberdayakan kaum ibu melalui pembudidayaan tanaman sayuran dan lainnya, 3 PT. ABC membangun kerja sama dengan para pengusaha lokal agar mampu bersaing dengan pengusaha dari daerah lainnya. Mereka menjadi local supplier kebutuhan operasional perusahan dan penyedia jasa 351Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . .penyewaan transportasi dan Corporate Social Responsibilty CSR juga ditujukan untuk perbaikan dan penyediaan infrastruktur di lingkungan sekitar area tambang. Program-program itu meliputi proyek saluran irigasi, gedung Taman Pengajian, bedah rumah warga dan pembangunan jogging track lapangan olah sarana infrastruktur juga dilakukan dalam bidang pendidikan. Antara lain, perbaikan gedung sekolah, penyediaan perpustakaan dan penambahan ruang kelas di Kecamatan Seredindung. Program di bidang kesehatan yang sudah dijalankan antara lain, program Bakti Sosial Kesehatan, Pengobatan dengan tokoh masyarakat dilakukan staf Corporate Social Responsibilty CSR dengan menerapkan model komunikasi interpersonal dengan para tokoh, baik tokoh adat maupun tokoh agama. Model komunikasi interpersonal PT. ABC menjelaskan kegiatan yang dilakukan karyawan dalam melakukan Corporate Social Responsibility CSR dengan mengunjungi rumah para tokoh untuk berdiskusi dan melakukan sosialisasi program perusahaan. Dalam beberapa kesempatan, para tokoh diundang ke camp pertambangan untuk silahturahmi. Diharapkan dengan kegiatan tersebut terbangun opini yang positif kepada perusahan. Kedua, dilakukan komunikasi dengan kelompok penolak tambang. Staf Corporate Social Responsibility CSR secara intens bertemu dengan kelompok penolak tambang untuk beramah tamah sehingga pihak perusahaan tahu apa yang menjadi keinginan mereka. Ketiga, media gathering. Peranan media massa sangat penting dalam menyampaikan informasi yang benar dan objektif kepada masyarakat, oleh karena itu diperlukan media agar bisa menyampaikan informasi mengenai apa yang telah dilakukan oleh PT. ABC dalam memenuhi tuntutan masyarakat. Seperti yang terjadi di daerah lainnya, penolakan warga terhadap tambang didasari sikap kecurigaan atau prasangka terhadap perusahaan karena merasa keuntungan ekonomis dari hasil Gambar 1. Model Komunikasi Interpersonal PT. ABC 352Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356sumber daya alam di lingkungan mereka tidak memiliki trickle-down effect kepada masyarakat. Dalam rentang waktu 3 tahun terakhir, kelompok penolak tambang yang terdiri LSM dan beberapa tokoh masyarakat setempat terus melakukan aksi penolakan terhadap perusahaan. Disisi lain hal positif datang dari kerja sama antara pemerintah kecamatan, desa dengan PT. ABC. Hal ini tercermin dari adanya beberapa kebijakan dan program pemerintah yang merupakan hasil rumusan bersama dengan pihak PT. ABC. Penolakan tambang karena adanya program Corporate Social Responcibility CSR hanya dinikmati segelintir orang. Keuntungan PT. ABC tidak ada untuk warga setempat. Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang ada di sekitar perusahaan menyayangkan sikap perusahaan yang dinilainya tidak adil dalam merekrut tenaga kerja. Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, perusahaan gagal menekan angka pengangguran di wilayah tersebut. Keuntungan yang didapat oleh PT. ABC sangat besar sementara yang diterima masyarakat hanya sebagian kecil saja. Kami melakukan demonstrasi atas dasar tersebut. LSM dan warga penolak lainnya menuntut agar mendapat uang kompensasi per-kepala keluarga dipandang layak. Pihak yang dirugikan atas berdirinya perusahaan perusak lingkungan, tidak mendapat kerugian yang kedua kalinya, wawancara dengan Rosid, salah satu anggota dari Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Salah seorang warga setempat mengatakan bahwa program CSR PT. ABC terlalu monoton kepada orang kelompok penolak tambang, sehingga kelihatannya program CSR hanya untuk membujuk para tokoh agar mengubah sikap dan berpihak pada pengamatan di lapangan dan wawancara dengan para tokoh penolak, peneliti menilai bahwa isu penolakan tambang dari kelompok penolak tidak berdiri sendiri dengan isu lainnya. Isu tambang dijadikan medium untuk mendapatkan dan memperjuangkan sesuatu yang lain dari kelompok penolak. Artinya, kelompok penolak tambang memiliki misi pribadi terkait isu tambang, tidak murni untuk memperjuangkan lingkungan menjadi salah satu isu yang berkembang saat ini. Gugusan di wilayah tersebut berfungsi untuk menghadang terpaan angin pada bulan tertentu. Masyarakat mencemaskan apabila nanti pegunungan Tiwu Tanahdigusur, maka akan membahayakan keselamatan mereka terutama bagi yang berada di sekitar lokasi mining merupakan salah satu isu penting terkait pengelolahan aset Tiwu Tanah. Para penambang tradisional berjumlah sekitar 1000 orang. Dengan dimulainya eksplorasi PT. ABC sangat potensial untuk menghentikan aktivitas para penambang liar. Padahal, penambangan rakyat yang sudah mereka lakukan selama ini sudah menjadi pekerjaan terhadap tambang Tiwu Tanah tidak terlepas dari kepentingan politik. Pada pemilu legislative tahun 2014 lalu, banyak caleg yang menggunakan isu tambang untuk menggalang dukungan warga. Para caleg berjanji akan berjuang untuk menghentikan aktivitas tambang di Tiwu Tanah apabila terpilih. Pada saat itu, isu tambang kembali menghangat dan mendapat dukungan penuh dari kelompok penolak tambang memiliki misi pribadi dalam memainkan isu tambang. Antara lain dari sisi sosial mereka mau diakui sebagai tokoh yang memperjuangkan nasib warga sekitar. Dari sisi ekonomi, kelompok penolak 353Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . .sebenarnya mendapatkan perhatian khusus dari PT. ABC dengan menjadikan mereka local supllier bahan makanan, materil bangunan dan berbagai bentuk kerja sama lainnya. Mereka memainkan isu tambang dengan tujuan agar perusahan memberikan respon dengan melakukan pendekatan pribadi kepada kelompok merupakan sebuah fenomena sosial dari pihak yang dirugikan oleh kelompok dominan yang mendominasi aset strategis di lingkungan sekitarnya. Sikap ini sebagai konsekuensi dari relasi yang tidak seimbang antara perusahan yang didukung oleh kekuatan politik-hukum dari pemerintah daerah dengan komunitas sekitar yang tidak mampu mengimbangi dominasi tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh Gallie dan Paugam dalam Silver 2007 12, bahwa eksklusi sosial merujuk pada suatu situasi di mana orang-orang menderita sebagai akibat dari ketidak-beruntungan secara kumulatif dari marjinalisasi di pasar kerja, kemiskinan, dan isolasi sosial. Aspek yang saling terkait ini yang menyebabkan individu tidak memiliki sumber daya ekonomi dan sosial untuk berpartisipasi di kehidupan Scott, 2000 321, mendeīƒ€nisikan resistensi atau penolakan sebagai semua tindakan dari anggota masyarakat kelas bawah dengan maksud untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap tindakan anggota kelas masyarakat yang rendah dengan maksud melunakkan atau menolak tuntutan-tuntutan yang dikenakan pada kelas itu oleh kelas-kelas yang lebih atas misalnya tuan tanah, negara, pemilik mesin, pemberi pinjaman uang atau untuk mengajukan tuntutan-tuntutannya sendiri misalnya pekerjaan, lahan, kemurahan hati, penghargaan terhadap kelas-kelas atas. Penolakan dalam konsep James Scott bertujuan untuk mendapatkan reaksi dari pihak yang dilawan. Penolakan dapat dilihat sebagai upaya untuk membangun keseimbangan dan kesetaraan dari situasi yang menghimpit kelompok lemah akibat tindakan atau kebijakkan kelompok yang lebih kuat. Sehingga pada hakikatnya, resistensi muncul sebagai usaha untuk mencapai demokrasi yang secara nyata memberikan kebebasan dan kesetaraan Hardt & Negri. 2000 223.Dalam banyak kasus, penyebab konik pertambangan di Indonesia adalah faktor politik, hukum, sosial dan ekonomi. Pertama, penguasaan lahan tanah ulayat oleh perusahaan tambang dengan payung IUP oleh Pemda. Sepanjang 2013, KPA mencatat 369 konik agraria dimana kasus pertambangan sebesar 38 10,3%. Kondisi ini sejalan dengan teori kelangkaan yang dikemukakan oleh Michael Harner 1970, Morton Fried 1967 dan Lesser Blumberg 1978 dalam Ansori. 2013 69, bahwa tekanan penduduk dan kelangkaan lahan untuk produksi akan menyebabkan konik, karena tekanan penduduk menyebabkan perbedaan akses terhadap sumber daya ekonomi. Konik penguasaan lahan ini disebabkan oleh tidak adanya pengakuan kuat tentang hak-hak masyarakat adat terhadap tanah, wilayah dan sumber daya pertambangan. Pada dasarnya strategi komunikasi adalah penentuan pendekatan yang digunakan oleh suatu perusahaan atau organisasi terhadap harapan komunitas sekitar dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan sumber daya yang ada sesuai dengan kondisi lingkungannya. Dengan terciptanya dominasi PT. ABC atas komunitas lokal, PT. ABC perlu menerapkan strategi komunikasi agar kesenjangan itu tidak berlangsung terus menerus dan mengakibatkan konik sosial, namun mengharapkan terjadinya 354Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356perubahan persepsi terhadap PT. ABC sehingga terbangunnya kerja sama yang baik atas dasar saling pengertian dan sebuah organisasi berpikir tentang strategi, dapat diartikan bahwa organisasi tersebut mempunyai visi masa depan, membangun kekuatan dan melakukan pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada tujuan dan aksi. Untuk itu organisasi akan menentukan skala prioritas, dan mengelola aktivitas, anggaran dan sumberdaya manusianya secara sistematis, agar tujuan organisasi antara kedua pihak pada hakikatnya dapat terwujud bila kedua kelompok saling membuka diri untuk berdialog dan komunikasi. Kalau terbangun kesamaan persepsi dan kesepahaman maka akan menentukan sikap dari satu kelompok terhadap kelompok lainnya. Pihak korporasi sebagai pendatang seharusnya melakukan komunikasi yang terbuka dan berkelanjutan kepada masyarakat sekitar baik yang pro dengan korporasi maupun yang kontra. Komunikasi korporasi dilandasi suatu keyakinan bahwa masyarakat pada dasarnya bersifat terbuka dan ingin berdialog secara terbuka baik dengan perusahan maupun dengan pemerintah. Prinsip kesetaraan dan keadilan harus menjadi landasan bersama agar tercipta hubungan yang seimbang, tidak ada kelompok yang bertindak sekitar harus merasakan adanya niat baik dari perusahan untuk saling menghormati dan saling mendengar satu sama lain. Program-program Corporate Social responsibility CSR sebagai strategi komunikasi perusahaan harus diterapkan dalam kerangka kerja sama yang saling mendukung dan berbagi agar semuanya mendapatkan manfaat tidak hanya untuk jangka menengah tetapi juga untuk jangka panjang. Dengan demikian, korporasi dapat menjauhkan diri dari kecendrungan untuk mendominasi lingkungan sekitar. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam mengelolah lingkungan yang tidak pasti. Tantangan dunia usaha pertambangan dari waktu ke waktu semakin besar dan sering terjadi tanpa dapat diprediksi sebelumnya. Bagi perusahaan yang tidak memiliki kemampuan manajemen komunikasi strategik akan mengalami kesulitan untuk menentukan solusi terbaik untuk mengelola situasi kritis banyak kasus, masalah sosial terjadi karena perusahaan sering mengabaikan komunikasi perusahaan dengan lingkungan sekitar. Kecendrungan umum yang terjadi adalah korporasi kurang terbuka dan tidak transparan dengan masyarakat. Padahal, komunikasi yang terbuka merupakan langkah awal untuk membangun kesepahaman dan rasa saling percaya. Dengan komunikasi perusahaan akan didapat dengan langsung apa yang menjadi harapan, keluhan dan masukan dari komunitas dan masyarakat sekitar. Implikasi hasil studi ini menjelaskan bahwa program Corporate Social responsibility CSR merupakan salah satu pilihan alternatif bagi perusahaan tambang dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti, terutama penolakan warga sekitar tambang. Program Corporate Social responsibility CSR merupakan bentuk strategi komunikasi perusahaan yang berakar pada adanya kesadaran dari pihak manajemen perusahan bahwa lingkungan yang kondusif dapat tercipta melalui kerelaan korporasi untuk melibatkan diri dan berbuat sesuatu bagi masyarakat lokal. Setiap perusahaan membutuhkan strategi komunikasi yang baik agar bisa mencapai yang dilakukan oleh PT. ABC pada tahap awal operasi dan proses pengalihan IUP dari perusahaan 355Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . .sebelumnya ke PT. ABC kurang melibatkan masyarakat luas terutama kelompok aktivis dan tokoh yang berkepentingan dengan Tiwu Tanah. Masyarakat kurang memahami program PT ABC karena belum diberi penjelasan secara utuh terkait dengan penambangan seperti teknik penambangan, pengelolahan limbah, dan pengelolahan lingkungan. PT. ABC menyadari perlunya kontribusi positif bagi komunitas lokal, sesuai dengan misinya yaitu ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui pelaksanaan program-program Corporate Social responsibility CSR yang terdiri dari 4 pilar pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi dan infrastruktur.Kelompok penolak tambang memiliki motivasi pribadi atau bersikap ganda dalam perjuangan menolak keberadaan tambang di Tiwu Tanah. Hal ini dibuktikan dengan karakteristik penolak tambang aPenolak tambang tetapi mau menjalin kerja sama dengan PT. ABC sebagai local suplier, misalnya menjadi penyedia gorong-gorong, batu bata dan bahan makanan, bPenolak tambang mengajukan proposal permohonan bantuan kepada perusahaan dengan jumlah besar, cKelompok penolak tambang mengharapkan kompromi dan dialog dengan PT. ABC dalam memperjuangkan kepentingannya baik untuk keuntungan ekonomi maupun pengakuan penolakan terhadap tambang di Tiwu Tanah tidak murni berjuang untuk kepentingan pihak yang dirugikan namun berhubungan dengan kepentingan politik. Terbukti, isu tambang semakin kuat pada masa menjelang pilkada, pileg dan pilkades. Pada pemilu 2014, banyak caleg asal Seredindung menjadikan isu tambang Tiwu Tanah sebagai jualan politik. Implikasi penelitian ini bahwa PT. ABC harus meningkatkan kegiatan Program Corporate Social responsibility CSR yang melibatkan banyak orang seperti olahraga bersama dan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa dalam jumlah besar, seperti olahraga bersama, rekreasi bersama warga dan megambil prakarsa dalam acara besar seperti acara agustusan. Program pemberdayaan perlu diperluas lagi dan meningkatkan pendampingan yang lebih solid, sehingga memudahkan kontrol dan pencapaian target baik jangka pendek maupun jangka panjang. PT. ABC perlu menjembatani dominasi perusahan atas warga lokal dengan membina hubungan sosial yang lebih solid untuk mengurangi kesenjangan sosial. Pelaksanaan program Corporate Social responsibility CSR PT. ABC perlu didukung oleh kemampuan komunikasi yang partisipatif, edukatif, dengan berprinsip pada kesetaraan, kebersamaan dan saling berlajar. PT. ABC meningkatkan kapasitas dan kompetensi komunikasi para karyawan Program Corporate Social responsibility CSR untuk merespon aspirasi masyarakat dan menjelaskan hal-hal teknis berkaitan dengan pertambangan. Bagi perusahan tambang di tempat lain agar membangun komunikasi terbuka dan sosialisasi terutama terkait perizinan dan aspek teknik sampai ke level masyarakat sejak awal kegiatan penambangan. Sosialisasi yang baik dari awal memudahkan langkah perusahan dalam tahapan proses penambangan selanjutnya. Keterbukaan dengan masyarakat merupakan hal yang sangat penting untuk meminimalisir penolakan warga karena kurangnya pemahaman terhadap proīƒ€l dan kegiatan perusahaan. Korporasi tidak boleh mengabaikan atau membiarkan terjadinya situasi sosial yang kurang kondusif walaupun itu masih dalam skala kecil, karena konik sosial bermula dari hal-hal kecil yang 356Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356selanjutnya bergerak secara terpola yang pada akhirnya menjadi konik PustakaAnsori, Mohammad Hasan. Korupsi, dan Kemunculan IUP di Indonesia. Jurnal Demokrasi dan HAM Vol. 10, 2013 The Habibie H. 2005. Pengantar Ilmu Komu-nikasi. Jakarta PT. Raja Graīƒ€ndo PersadaHardt, Michael dan A. Negri. 2000. Biopolitical Production dalam Empire. Cambridge Harvard University Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. 2006. Metodologi Penelitan Sosial, Jakarta Bumi Konik Antara Kor-porasi dan Komunitas Pengalaman Beberapa Industri. Tambang dan Minyak di Indonesia. Jurnal Masyarakat No 13. Jakarta Fisip James. 2000. ā€œ Weapons of The Weak ; Everyday Forms of Peasant Resistance. Chicago Yale University dan Minyak di Indonesia. Jurnal Masyarakat No 13. Jakarta Fisip UI. Try Ananto Djoko WicaksonoThe research aims to analyze corporate social responsibility CSR on social media in PT Tip Top during the COVID-19 Pandemic. Social media usage in corporate social responsibility activities allows the creation of an interactive horizontal dialogue between the company and stakeholders. The research would find out how PT Tip Top Supermarket implements Corporate Social Responsibility on Social Media. The research uses qualitative research methods with a case study approach. The author uses holistic single case’ design. This research uses three sources of evidence, including direct observation, document analysis, and literature review. This research indicates that the CSR program on online media at PT Tip Top leads to the concept of corporate social Sulaeman Leila Mona GaniemBeroperasi di tengah ketatnya persaingan bisnis rokok, derasnya tekanan masyarakat maupun kebijakan pemerintah Djarum membutuhkan strategi bisnis yang kreatif. Program CSR Djarum Foundation dalam bentuk Program Sekolah Kejuruan Vocational School dipercaya menjadi salah satu strategi korporasi dalam upaya untuk bertahan bahkan mengembangkan bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan program Sekolah Kejuruan Djarum Foundation, strategi komunikasi, dan legitimasi masyarakat terhadap program. Penelitian deskriptif kualitatif ini mengumpulkan data melalui wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Sekolah Kejuruan merupakan program CSR yang unggul, tidak mudah ditiru, dan berhasil mencapai tahap sustaining survival. Komunikasi program Sekolah Kejuruan dilakukan dengan pemilihan media, sasaran, isi pesan, dan narasumber secara efektif. Pendekatan tersebut menguatkan posisi strategis Djarum Foundation di level nasional dan internasional. Sekolah Kejuruan Djarum juga memperoleh legitimasi yang tercermin dari antusiasme masyarakat terhadap program; meningkatkan ekonomi masyarakat Kudus; dan apresiasi pemerintah baik daerah maupun Demokrasi DanJurnal Demokrasi dan HAM Vol. 10, 2013 The Habibie Ilmu Komunikasi. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada Hardt, Michael dan A. Negri. 2000. Biopolitical Production dalam EmpireH CangaraCangara, H. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada Hardt, Michael dan A. Negri. 2000. Biopolitical Production dalam Empire. Cambridge Harvard University Production dalam EmpireMichael Dan HardtA NegriHardt, Michael dan A. Negri. 2000. Biopolitical Production dalam Empire. Cambridge Harvard University Antara Korporasi dan Komunitas Pengalaman Beberapa Industri. Tambang dan Minyak di IndonesiaD PrayogoPrayogo, Konflik Antara Korporasi dan Komunitas Pengalaman Beberapa Industri. Tambang dan Minyak di Indonesia. Jurnal Masyarakat No 13. Jakarta Fisip Korupsi, dan Kemunculan IUP di IndonesiaMohammad Daftar Pustaka AnsoriHasanDaftar Pustaka Ansori, Mohammad Hasan. 2013. Desentralisasi Korupsi, dan Kemunculan IUP di Indonesia. Jurnal Demokrasi dan HAM Vol. 10, 2013 The Habibie Usman dan Purnomo Setiadi AkbarHusaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. 2006. Metodologi Penelitan Sosial, Jakarta Bumi Aksara.

kasus komunikasi bisnis dalam perusahaan